BSIP Riau diwakili oleh Eka Novriandeni, S.Pt dan Yayu Zurriyati, S.Pt, M.Si menghadiri acara sosialisasi dan pelatihan pembentukan korporasi peternakan domba kambing sistem klaster closed loop yang dilaksanakan di Drego hotel Pekanbaru, Rabu (28/2/2024)

 

Acara ini diinisiasi oleh Himpunan peternak domba kambing Indonesia (HPDKI) Riau bekerjasama dengan HPDKI Indonesia dan Indoesia-Australia Red Meat and cattle partnership (RMCP). Hadir pada acara ini Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, yang diwakili oleh Kabid Keswan, Kadis Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru, Dekan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau, Bank BJB, Wakil Ketua DPP HPDKI Pusat dan peternak domba kambing anggota HPDKI se Provinsi Riau.

 

Kegiatan yang diikuti oleh 80 orang ini bertujuan untuk mengenalkan dan membentuk korporasi peternak domba kambing system close loop di Riau. Close loop merupakan model kemitraan hulu sampai hilir yang dikembangkan dalam suatu ekosistem mulai dari manajemen budidaya (breeding, feeding, management) sesuai dengan good farming pactices, jaminan pasar dan harga yang bersaing oleh off taker. Beberapa provinsi telah menerapkan system ini dan berdampak positif bagi pendapatan dan posisi tawar peternak.

 

Pangsa pasar untuk daging kambing di Indonesia cukup besar, rata-rata 7,4 juta ekor per tahun, mencakup industri aqiqah 6,3 juta ekor/tahun, qurban 1,03 juta ekor/tahun dan 100.000 ekor eksport ke Negara ASEAN. Untuk Riau sendiri, khususnya Kota Pekanbaru, rata-rata Asosiasi pengusaha aqiqah (Aspaqin) Pekanbaru memotong 1000 ekor kambing/bulan. Beberapa topik yang dibahas dalam kegiatan adalah tentang sistem korporasi, program inklusi keuangan, manajemen budidaya ternak domba kambing dan FGD aplikasi penerapan duplikasi klaster close loop. BSIP Riau diharapkan dapat mendampingi dalam hal penerapan standar produk yang dihasilkan.

 

"Banyak ikan dalam keramba

Di panen dengan sistem bergilir

BSIP Riau ikuti sosialisasi dan pembentukan korporasi domba

Kembangkan kemitraan dari hulu sampai ke hilir"